Review Artikel
(KAJIAN SEMIOTIKA)
Disusun oleh: Asnat
Riwu dan Tri Pujiati
Review
masalah: Di dalam film “3 Dara”, penulis mencoba
meneliti semiotika analitik yaitu semiotik yang menganalisis sistem tanda,
semiotik normatif, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dibuat
oleh manusia, semiotik sosial, yaitu semiotik yang menelaah sistem tanda yang
dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambing dan semiotik struktural, yaitu
semiotik yang khusus menelaaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui
struktur bahasa yang ada pada film tersebut.
Teori:
Roland Barthes mengungkapkan bahwa bahasa
merupakan sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari masyarakat
tertentu dlam waktu tertentu (Sobur, 2003: 53).
teori
Signifiant-signifie yang dikembangkan menjadi teori tentang metabahasa dan
konotasi. Istilah significant menjadi ekspresi (E) dan signifie menjadi isi
(C). Namun, Barthes mengatakan bahwa antara E dan C harus ada relasi (R)
tertentu sehingga membentuk tanda (sign, Sn). Konsep relasi ini membuat teori
tentang tand alebih dari satu dengan isi yang sama. Pengembangan ini disebut
sebagai gejala meta-bahasa dan membentuk apa yang disebut kesinoniman (synonim)
(Nyi wayan Sartini).
tanda
denotatif terdiri atas penanda (1) dan
pertanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda denotatif adalah juga
tanda konotatif
Film biasanya mempunyai makna seperti
yang dikemukakan Roland Barthes, yaitu penanda (signifier) dan pertanda (signified). Biasanya penonton hanya mengetahui makna dari film secara menyeluruh, tetapi ketika film tersebut dianalisis, banyak sekali makna denotasi, konotasi,
dan mitos, (Wirianto, 2016:27).
Semiotika
merupakan suatu studi ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda dalam
suatu konteks skenario, gambar, teks, dan adegan di film menjadi sesuatu yang
dapat dimaknai, sedangkan, kata “semiotika” itu sendiri berasal dari bahasa
Yunani, semeion yang berarti “tanda” atau seme, yang berarti “penafsir tanda”.
(Kurniawan, 2001:49 dalam Mudjiono, 2011:129).
Analisis
Semiotika : data yang terkait dengan analisis
semiotika yang terdapat pada judul film ini sendiri yaitu kata Dara. Kata ini
memiliki makna denotasi yang merupakan makna awal dari sebuah tanda, teks, dan
sebagainya. Dengan kata lain, denotasi ini merujuk pada apa yang diyakini akal
sehat/orang banyak. Jadi, menurut pemahaman orang pada umumnya ketika mendengar
kata “Dara” yang muncul dibenak kita adalah seekor burung dara, yaitu nama lain
burung merpati yang tergolong Familia Sternidae. Pada pemaknaan konotasi yang
merupakan istilah yang digunakan Barthes untuk menjelaskan salah satu dari tiga
cara kerja tanda ditahapan kedua signifikansi tanda, menjelaskan interaksi yang
terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pengguna dan
nilai-nilai dalam kebudayaan mereka. Ketika masuk ke dalam makna konotasi, kata
“Dara” merupakan sebutan lain untuk kata “perempuan”. Barthes berpendapat bahwa
faktor utama dalam konotasi adalah penanda dari tanda konotasi.Selanjutnya,
pada tahapan mitos sebagaimana dijelaskan oleh Barthes bahwa mitos merupakan
cara yang kedua dalam cara kerja tanda di tatanan kedua. Penggunaan lazimnya
adalah kata-kata yang menunjukkan ketidakpercayaan penggunanya. Mitos sebagai
orang yang memercayainya dalam pengertian sebenarnya. Mitos adalah sebuah
cerita di dalam suatu kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek dari
realitas atau alam. Jadi, mitos dari kata “Dara” sendiri adalah anak perempuan
yang belum menikah dan masih perawan. Sedangkan kata “Dara” pada film ini
bercerita tentang pria-pria yang dikutuk oleh seorang perempuan dikarenakan
mereka menggoda perempuan tersebut. Adapun isi dari kutukan itu adalah suatu
hari nanti kalian akan merasakan bagaimana rasanya menjadi perempuan yang
dipermalukan. Dan mulai saat itu tingkah mereka mulai berubah, menjadi sangat
sensitif, perasa, dan penuh empati.
Makna Denotasi
Pengambilan gambar pada adegan tersebut menggunakan teknik Medium Close-Up.
Dari penggambaran di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat seorang laki-laki dan
seorang perempuan dalam suatu ruangan dengan lampu kerlap- kerlip. Tampak
mereka sedang berkomunikasi. Laki-laki tersebut mengenakan baju berwarna
abu-abu dan jaket berwarna merah hitam, sedangkan sang perempuan mengenakan
baju berwarna biru.
Makna Konotasi
Teknik pengambilan gambar yang digunakan dalam adegan ini adalah medium
close up (MCU) yaitu gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada.
Fungsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
Pada scene terdapat percakapan antara perempuan dan laki-laki tersebut.
Richard: “Nomor telpon kamu deh.”
Pelayan: “Heh sorry gak bisa, Meludah tunangan.”
Berdasarkan dialog tersebut makna konotasi yang ingin ditonjolkan oleh
pembuat film adalah bahwa pria yang meminta nomor telepon wanita itu tertarik
kepadanya. Namun, karena wanita tersebut sudah bertunangan, dia tidak bisa
memberikan nomor teleponnya kepada pria itu. Wanita tersebut membatasi diri
dalam pergaulan supaya tetap menjaga hubungan baik dengan pasangannya.
Scene 5, 00 : 02 : 26 –
00 :
05 : 00
Sign |
Signifier |
Signified |
- Orang -orang sedan |
Sekumpula n orang tampak |
Dalam gambar terdapat tiga |
g berdiri dan duduk -
Ruang an -
Meja -
Maka nan dan
botol minu man -
Sofa -
Tablet sedang berkomuni kasi dalam sebuah ruangan. Terdapat sofa dan meja, dan di atas meja ada
makanan dan botol- botol minuman orang pria
dan seorang wanita. Satu pria sedang duduk di sofa, tampak memperhati kan percakapan orang-orang yang berdiri. Pria lainnya yang berdiri sedang melihat tangan kiri
dari perempuan tersebut, tangan kanannya tampak memegang tablet
Kesimpulan: Mitos yang dapat
disimpulkan dalam penelitian ini adalah di saat Affandy, Jay, dan Richard
mendatangi seorang psikolog dan psikolog tersebut mengklaim bahwa mereka
mengalami Gender Diasyphora Syndrome, yaitu sebuah gejala di mana seorang pria
secara perlahan memiliki perubahan sikap dan perilaku sebagai seorang
wanita.Penelitian mencakup tiga pembahasan yaitu makna denotasi dan makna
konotasi serta mitos. Berdasarkan
rumusan masalah pada penelitian ini, maka dapat dibuat simpulan sebagai
berikut.
Pertama, makna denotasi bersifat langsung, yaitu makna
khusus yang terdapat dalam suatu tanda dan pada intinya dapat disebut juga
sebagai gambaran sebuah petanda. Makna denotasi dan makna konotasi dalam
penelitian ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa pentingnya bersikap sopan
dan menghargai seorang perempuan dan kepada siapa pun. Karena apa pun yang kita
tabur di dunia ini, baik itu perkataan, sikap baik dan buruk kepada sesama,
kita akan menuainya suatu hari nanti.
Kedua, Mitos dalam penelitian ini adalah di saat
Affandy, Jay, dan Richard
Tidak ada komentar:
Posting Komentar