Minggu, 22 Januari 2023

Kajian Semiotik beberapa contoh ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA FILM 3 DARA

 

Review Artikel

(KAJIAN SEMIOTIKA)

Disusun oleh: Asnat Riwu dan Tri Pujiati

Review masalah: Di dalam film “3 Dara”, penulis mencoba meneliti semiotika analitik yaitu semiotik yang menganalisis sistem tanda, semiotik normatif, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dibuat oleh manusia, semiotik sosial, yaitu semiotik yang menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambing dan semiotik struktural, yaitu semiotik yang khusus menelaaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa yang ada pada film tersebut.

Teori: Roland Barthes mengungkapkan bahwa bahasa merupakan sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari masyarakat tertentu dlam waktu tertentu (Sobur, 2003: 53).

teori Signifiant-signifie yang dikembangkan menjadi teori tentang metabahasa dan konotasi. Istilah significant menjadi ekspresi (E) dan signifie menjadi isi (C). Namun, Barthes mengatakan bahwa antara E dan C harus ada relasi (R) tertentu sehingga membentuk tanda (sign, Sn). Konsep relasi ini membuat teori tentang tand alebih dari satu dengan isi yang sama. Pengembangan ini disebut sebagai gejala meta-bahasa dan membentuk apa yang disebut kesinoniman (synonim) (Nyi wayan Sartini).

tanda denotatif  terdiri atas penanda (1) dan pertanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda denotatif adalah juga tanda konotatif 

 Film biasanya mempunyai makna seperti yang dikemukakan Roland Barthes, yaitu penanda (signifier) dan pertanda (signified). Biasanya penonton hanya mengetahui makna dari film secara menyeluruh, tetapi ketika film tersebut dianalisis, banyak sekali makna denotasi, konotasi, dan mitos, (Wirianto, 2016:27).

Semiotika merupakan suatu studi ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda dalam suatu konteks skenario, gambar, teks, dan adegan di film menjadi sesuatu yang dapat dimaknai, sedangkan, kata “semiotika” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti “tanda” atau seme, yang berarti “penafsir tanda”. (Kurniawan, 2001:49 dalam Mudjiono, 2011:129).

 

 

Analisis Semiotika : data yang terkait dengan analisis semiotika yang terdapat pada judul film ini sendiri yaitu kata Dara. Kata ini memiliki makna denotasi yang merupakan makna awal dari sebuah tanda, teks, dan sebagainya. Dengan kata lain, denotasi ini merujuk pada apa yang diyakini akal sehat/orang banyak. Jadi, menurut pemahaman orang pada umumnya ketika mendengar kata “Dara” yang muncul dibenak kita adalah seekor burung dara, yaitu nama lain burung merpati yang tergolong Familia Sternidae. Pada pemaknaan konotasi yang merupakan istilah yang digunakan Barthes untuk menjelaskan salah satu dari tiga cara kerja tanda ditahapan kedua signifikansi tanda, menjelaskan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pengguna dan nilai-nilai dalam kebudayaan mereka. Ketika masuk ke dalam makna konotasi, kata “Dara” merupakan sebutan lain untuk kata “perempuan”. Barthes berpendapat bahwa faktor utama dalam konotasi adalah penanda dari tanda konotasi.Selanjutnya, pada tahapan mitos sebagaimana dijelaskan oleh Barthes bahwa mitos merupakan cara yang kedua dalam cara kerja tanda di tatanan kedua. Penggunaan lazimnya adalah kata-kata yang menunjukkan ketidakpercayaan penggunanya. Mitos sebagai orang yang memercayainya dalam pengertian sebenarnya. Mitos adalah sebuah cerita di dalam suatu kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek dari realitas atau alam. Jadi, mitos dari kata “Dara” sendiri adalah anak perempuan yang belum menikah dan masih perawan. Sedangkan kata “Dara” pada film ini bercerita tentang pria-pria yang dikutuk oleh seorang perempuan dikarenakan mereka menggoda perempuan tersebut. Adapun isi dari kutukan itu adalah suatu hari nanti kalian akan merasakan bagaimana rasanya menjadi perempuan yang dipermalukan. Dan mulai saat itu tingkah mereka mulai berubah, menjadi sangat sensitif, perasa, dan penuh empati.

 

 

Makna Denotasi

Pengambilan gambar pada adegan tersebut menggunakan teknik Medium Close-Up. Dari penggambaran di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam suatu ruangan dengan lampu kerlap- kerlip. Tampak mereka sedang berkomunikasi. Laki-laki tersebut mengenakan baju berwarna abu-abu dan jaket berwarna merah hitam, sedangkan sang perempuan mengenakan baju berwarna biru.

 

 

 

Makna Konotasi

Teknik pengambilan gambar yang digunakan dalam adegan ini adalah medium close up (MCU) yaitu gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.

Pada scene terdapat percakapan antara perempuan dan laki-laki tersebut.

Richard: “Nomor telpon kamu deh.”

Pelayan: “Heh sorry gak bisa, Meludah tunangan.”

Berdasarkan dialog tersebut makna konotasi yang ingin ditonjolkan oleh pembuat film adalah bahwa pria yang meminta nomor telepon wanita itu tertarik kepadanya. Namun, karena wanita tersebut sudah bertunangan, dia tidak bisa memberikan nomor teleponnya kepada pria itu. Wanita tersebut membatasi diri dalam pergaulan supaya tetap menjaga hubungan baik dengan pasangannya.

 

 

Scene 5, 00 : 02 : 26 – 00 : 05 : 00

Sign

Signifier

Signified

-     Orang

-orang sedan

Sekumpula n orang tampak

Dalam gambar terdapat tiga


 

g berdiri dan duduk

-            Ruang an

-            Meja

-            Maka nan dan botol minu man

-            Sofa

-            Tablet

sedang berkomuni kasi dalam sebuah ruangan.

Terdapat sofa      dan

meja,    dan

di          atas

meja      ada makanan dan    botol- botol minuman

orang     pria dan seorang wanita. Satu pria sedang duduk       di sofa, tampak memperhati kan percakapan orang-orang yang berdiri. Pria lainnya yang berdiri sedang melihat tangan    kiri dari perempuan tersebut, tangan kanannya tampak memegang

tablet

 

 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Kesimpulan: Mitos yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah di saat Affandy, Jay, dan Richard mendatangi seorang psikolog dan psikolog tersebut mengklaim bahwa mereka mengalami Gender Diasyphora Syndrome, yaitu sebuah gejala di mana seorang pria secara perlahan memiliki perubahan sikap dan perilaku sebagai seorang wanita.Penelitian mencakup tiga pembahasan yaitu makna denotasi dan makna konotasi serta mitos. Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini, maka dapat dibuat simpulan sebagai berikut.

Pertama, makna denotasi bersifat langsung, yaitu makna khusus yang terdapat dalam suatu tanda dan pada intinya dapat disebut juga sebagai gambaran sebuah petanda. Makna denotasi dan makna konotasi dalam penelitian ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa pentingnya bersikap sopan dan menghargai seorang perempuan dan kepada siapa pun. Karena apa pun yang kita tabur di dunia ini, baik itu perkataan, sikap baik dan buruk kepada sesama, kita akan menuainya suatu hari nanti.

Kedua, Mitos dalam penelitian ini adalah di saat Affandy, Jay, dan Richard

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ilmu naqd (علم النقد)

 النقد: التمييز وإخراج الزيف، شيء جميل وقبيح، دراسة الأعمال الأدبية، والبحث عن القبيح والجميل، ثم إصدار الأحكام المناسبة عنها Ilmu Naqd : Na...