"Di antara berbagai warisan berharga yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam, hadits-hadits sahih menjadi harta karun yang paling berkilau. Mereka adalah cahaya yang memandu kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan Sunah beliau. Namun, mengapa hadits-hadits ini begitu penting? Terdapat tiga alasan kuat yang menjadikan karya monumental Imam Muhammad Bin Ismail Al-Bukhari, atau yang lebih dikenal dengan Imam Bukhari, sebagai penjaga kekayaan ini. Imam Bukhari (194-256 H) dengan cermat mengumpulkan dan mendokumentasikan riwayat-riwayat yang sahih dalam kitabnya yang terkenal sebagai "al-Jâmi‘ al-Musnad ash-Shahîh al-Mukhtashar min Umûr Rasûlillâh Shallâllâhu ‘Alaihi wa Sallama wa Sunanihi wa Ayyâmihi." Mari kita eksplorasi tiga alasan ini."
1. Karena belum ada Kitab Hadits yang khusus memuat hadits-hadits sahih saja pada saat itu
Pada masa itu, belum ada kitab-kitab atau ulama hadits yang menghimpun hadits -hadits yang isinya hanya hadits sahih. Sebelum kemunculan Imam Bukhari, para ulama hadits mengumpulkan hadits -hadits ini secara umum. Bahkan Al-Hafizh Ibnu Hajar, seorang ulama terkemuka, menyatakan bahwa ketika Imam Bukhari melihat kitab-kitab hadits yang telah ditulis sebelumnya, terdapat berbagai jenis hadits, termasuk yang sahih, yang hasan, dan banyak yang dhaif. Oleh karena itu, tidak mungkin menyamakan hadits yang dhaif dengan hadits yang sahih. Inilah yang mendorong Imam Bukhari untuk mengumpulkan hanya hadits-hadits yang shahih. Dengan kata lain, sebelum kemunculan Imam Bukhari, para ulama hanya mengumpulkan hadits-hadits dengan derajat yang beragam dalam satu kitab. Oleh karena itu, Imam Bukhari memotivasi dirinya sendiri untuk mengumpulkan hadits-hadits yang sahih saja dalam kitab Shahih Bukhari.
2. Motivasi dari gurunya
motivasi dari guru beliau datang dari seorang guru terkenal bernama Ishak Bin Rahway. Guru ini sangat ahli dalam hadits dan fiqih. Ibnu Hajar, dalam kitabnya, menyebutkan keinginan Imam Bukhari untuk menulis satu buku hadits yang berisi hadits -hadits sahih. Imam Bukhari berkata, "Andaikata engkau menulis satu buku hadits yang berisikan hadits -hadits sahih, itu sangat baik." Kemudian, Imam Bukhari mengatakan bahwa perkataan ini sangat membekas di hatinya. Ini mengajarkan kita bahwa terkadang, guru bisa memberikan kata-kata yang tanpa disadari sangat mempengaruhi kita. Kata-kata yang membekas ini bisa membuat seseorang semakin bersemangat untuk mewujudkan apa yang ada dalam dirinya.
3. Mimpi bertemu dengan rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Salah satu alasan dia sangat bersemangat untuk menulis bukunya adalah karena dia memiliki mimpi atau cita-cita yang sangat baik. Dalam mimpi tersebut, Imam Bukhari bertemu dengan Rasul Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Dalam bukunya, Imam Bukhari menceritakan bahwa dia bermimpi bertemu rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam mimpi yang sangat istimewa. Dalam mimpi itu, dia berdiri di depan Rasulullah dan mengipasinya. Setelah bangun dari mimpi tersebut, Imam Bukhari bertanya kepada orang-orang yang ahli dalam memahami mimpi tentang arti mimpi tersebut.Mereka menjelaskan bahwa mimpi tersebut adalah tanda dari Allah Subhanahu wa ta'ala, dan ini adalah salah satu alasan mengapa Imam Bukhari memutuskan untuk menulis kitabnya yang terkenal, yang nama aslinya adalah "al-Jâmi‘ al-Musnad ash-Shahîh al-Mukhtashar min Umûr Rasûlillâh Shallâllâhu ‘Alaihi wa Sallama wa Sunanihi wa Ayyâmihi" Kitab ini dikenal sebagai salah satu kitab hadits yang paling sahih dalam Islam.
Untuk menulis buku ini, Imam Bukhari sangat tekun dan serius. Dia melakukan penelitian selama 16 tahun penuh. Selama waktu itu, dia hanya fokus pada meneliti hadits-hadits yang benar-benar sahih yang akan dimasukkan dalam bukunya. Hal ini menunjukkan betapa besar usaha dan ketelitian yang dia lakukan untuk menyusun kitabnya yang terkenal.
Wallahu a’lam bishshowwab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar