Senin, 06 Februari 2023

"kitab Tauhid: Eksplorasi judul Kitab Tauhid Karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab",

 "kitab Tauhid: Eksplorasi Kitab Tauhid Karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab",Judul “Kitab Tauhid” menunjukkan bahwa tujuan dari penulisan kitab ini, bahwasanya dari awal hingga akhirnya adalah berkaitan dengan tauhid al-Uluhiyah. Penjelasan tentang definisinya, syarat-syaratnya, keutamaannya, dalil-dalilnya, buahnya, konsekuensinya, dan penyempurnanya. Demikian juga pembahasan tentang lawannya yaitu kesyirikan dengan berbagai macamnya.

Tauhid adalah masdar dari wahhada (وَحَّدَ) yuwahhidu (يُوَحِّدُ) tauhiidan (تَوْحِيْدًا), yang artinya secara bahasa adalah ; “Mengesakan”, yaitu menjadikannya satu. Dan istilah tauhid disebutkan dalam sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Diantaranya sabda Nabi kepada Mu’adz bin Jabal takala Nabi mengutusnya ke negeri Yaman :

إِنكَ ستأتي قوماً أهلَ كتابٍ، فإذا جئتَهم فادْعُهمْ إِلى أنْ يشهَدوا أنْ لا إِله إلا الله، وأنَّ محمداً رسولُ الله

“Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum Ahlul Kitab. Maka jika engkau mendatangi mereka serulah mereka agar mereka bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah”(HR Bukhari dan Muslim)

Dalam sebuah riwayat :

فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوْهُمْ إِلَيْهِ عِبَادَةُ الله

“Maka jadikanlah dakwahmu yang pertama kali kepada mereka adalah beribadah kepada Allah”(HR Bukhari)

Dalam sebuah riwayat yang lain :

فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللَّهَ

“Maka jadikanlah dakwahmu yang pertama kali kepada mereka adalah agar mereka mentauhidkan Allah”(HR Bukhari)

Dalam riwayat yang lain :

فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ تَوْحِيدُ اللَّهِ

“Maka jadikanlah dakwahmu yang pertama kali kepada mereka adalah agar mereka mentauhidkan Allah“

Dalam hadits yang lain Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

أَنَّ رَجُلًا لَمْ يَعْمَلْ مِنَ الْخَيْرِ شَيْئًا قَطُّ إِلَّا التَّوْحِيدَ، فَلَمَّا حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ، قَالَ لِأَهْلِهِ: إِذَا أَنَا مِتُّ، فَخُذُونِي وَاحْرُقُونِي، حَتَّى تَدَعُونِي حُمَمَةً، ثُمَّ اطْحَنُونِي، ثُمَّ اذْرُونِي فِي الْبَحْرِ، فِي يَوْمٍ رَاحٍ، قَالَ: فَفَعَلُوا بِهِ ذَلِكَ، قَالَ: فَإِذَا هُوَ فِي قَبْضَةِ اللهِ، قَالَ: فَقَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ : مَا حَمَلَكَ عَلَى مَا صَنَعْتَ؟ قَالَ: مَخَافَتُكَ، قَالَ: فَغَفَرَ اللهُ لَهُ

“Sesungguhnya ada seorang lelaki yang tidak mengamalkan kebaikan sama sekali kecuali tauhid. Tatkala ia akan meninggal dunia ia berkata kepada keluarganya ; “Jika aku wafat maka ambillah jasadku lalu bakarlah hingga aku menjadi hangus, lalu girislah aku sampai jadi debu, lalu tebarkanlah aku di laut di hari yang bertiup angin kencang”. Maka merekapun melakukannya. Tiba-tiba ia berada pada genggaman Allah, maka Allah berkata kepadanya, “Apa yang mendorongmu melakukannya?”. Ia berkata, “Karena takut kepadaMu”. Maka Allah pun mengampuninya’. (HR Ahmad)

Dalam hadits yang lain :

أَنَّ الْعَاصَ بْنَ وَائِلٍ نَذَرَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ أَنْ يَنْحَرَ مِائَةَ بَدَنَةٍ وَأَنَّ هِشَامَ بْنَ الْعَاصِي نَحَرَ حِصَّتَهُ خَمْسِينَ بَدَنَةً وَأَنَّ عَمْرًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ؟ فَقَالَ: ” أَمَّا أَبُوكَ، فَلَوْ كَانَ أَقَرَّ بِالتَّوْحِيدِ، فَصُمْتَ، وَتَصَدَّقْتَ عَنْهُ، نَفَعَهُ ذَلِكَ

Bahwasanya al-‘Aash bin Wa’il di zaman jahiliyah bernadzar untuk menyembelih 100 onta, dan (putranya) Hisyam bin al-‘Aash menyembelih bagiannya 50 onta, dan ‘Amr bin al-‘Aash (radhiallahu ‘anhu) bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang hal itu (yaitu apakah ia boleh menyembelih sisanya 50 ekor onta –pent). Maka Nabi berkata kepadanya, “Adapun ayahmu (yaitu al-‘Aaash bin Wa’il) kalau seandainya ia berikrar dengan tauhid, lalu engkau berpuasa dan bersedekah atas namanya maka akan bermanfaat baginya.” (HR Ahmad)

Demikian juga para sahabat juga menggunakan istilah tauhid sebagaimana datang dalam sebagian hadits, diantaranya :


Jabir bin Abdullah berkata :


فَأَهَلَّ بِالتَّوْحِيدِ «لَبَّيْكَ اللهُمَّ، لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ، وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ»


“Maka Nabipun bertalbiah dengan tauhid Labbaik Allahumma Labbaik….

HR Muslim

Jadi istilah tauhid bukanlah istilah yang baru, oleh karenanya para ulama menulis buku-buku yang mereka beri judul Kitab at-Tauhid. Seperti At-Tauhid karya Ibnu Khuzaimah (wafat 311 H) dan at-Tauhid karya Ibnu Mandah (wafat 395 H). Al-Imam Al-Bukhari membahwakan hadits Muadz bin Jabal di atas dalam Shahihnya dalam Kitab at-Tauhid dalam bab :


مَا جَاءَ فِي دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمَّتَهُ إِلَى تَوْحِيدِ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى


“Hadits-hadits tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyeru umatnya kepada bertauhid kepada Allah tabaraka wa ta’aala”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ilmu naqd (علم النقد)

 النقد: التمييز وإخراج الزيف، شيء جميل وقبيح، دراسة الأعمال الأدبية، والبحث عن القبيح والجميل، ثم إصدار الأحكام المناسبة عنها Ilmu Naqd : Na...