Jumat, 10 Februari 2023

Eksplorasi Sirah Nabi Muhammad ﷺ,(Keutmaan sirah nabi)

Keutmaan sirah nabi
1. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga adalah kalimur Rahman (orang yang diajak bicara langsung oleh Ar Rahman) pada saat isro miroj
2. tidak ada seorang pun yang kehidupannya dijadikan sumpah oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla kecuali Nabi ﷺ. Sebagaimana sumpah Allah dalam surat Al-Hijr, Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ

“Demi Umurmu (wahai Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing dalam kesesatan.” (QS. Al-Hijr : 72)

Para ulama menerangkan boleh dibaca “la’umruka” atau “la’amruka“, keduanya sama maknanya. Akan tetapi, dalam sumpah biasanya diucapkan dengan memfathahkan ‘ain (la’amruka) yang artinya “demi kehidupanmu”. Namun bisa pula diucapkan dengan mendhammahkan ‘ain (la’umruka) yang berarti “demi umurmu”.

Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhu menafsirkan : “Demi kehidupanmu wahai Muhammad, sesungguhnya mereka (kaum Nabi Lūth) benar-benar buta dalam kemaksiatan mereka”. Setelah dinasihati oleh Nabi Lūth sampai-sampai beliau menawarkan anak-anak wanitanya, namun mereka menolaknya dan tidak berminat.

Menurut para ulama, dalam ayat di atas Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak bersumpah dengan kehidupan atau umur Nabi Lūth, padahal ayat ini mengisahkan tentang Nabi Lūth ‘alaihis salam dan kaumnya. Namun Allāh bersumpah dengan kehidupan atau umur Nabi Muhammad ﷺ. Mengapa demikian? Hal ini karena Allāh tidak pernah bersumpah dengan umur seseorang kecuali dengan umur Nabi Muhammad ﷺ.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhumaa berkata :

مَا خَلَقَ اللَّهُ وَمَا ذَرَأَ وَمَا بَرَأَ نَفْسًا أَكْرَمَ عَلَيْهِ مِنْ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَا سَمِعْتُ اللَّهَ أَقْسَمَ بِحَيَاةِ أَحَدٍ غَيْرِهِ

“Allah tidak pernah menciptakan dan tidak pernah menghidupkan satu jiwapun yang lebih mulia dari Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan aku tidak pernah mendengar Allah bersumpah dengan kehidupan seorangpun selain kehidupan beliau ﷺ ” (Tafsir Ibnu Katsir 4/542)

Mengapa Allāh Subhānahu wa Ta’āla bersumpah dengan umur Nabi Muhammad ﷺ? Karena seluruh bagian dari umur Nabi ﷺ adalah kehidupan yang penuh berkah. Hal ini menekankan kepada kita bahwa sejarah Nabi ﷺ itu sangat spesial, tidak sama dengan sejarah-sejarah yang lainnya.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata :

أَقْسَمَ تَعَالَى بِحَيَاةِ نَبِيِّهِ، صَلَوَاتُ اللَّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ، وَفِي هَذَا تَشْرِيفٌ عَظِيمٌ، وَمَقَامٌ رَفِيعٌ وَجَاهٌ عَرِيضٌ

“Allah Ta’āla bersumpah dengan kehidupan Nabi-Nya ﷺ, dan ini menunjukkan akan pemuliaan yang agung, kedudukan beliau yang tinggi, dan martabat beliau yang besar kemuliaannya” (Tafsir Ibnu Katsir 4/542)

3.nabi muhammad shallallahu alaihi wasallam memiliki syafaat di hari kiamat

nabi muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda,

إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ مَاجَ النَّاسُ فِي بَعْضٍ فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِإِبْرَاهِيمَ فَإِنَّهُ خَلِيلُ الرَّحْمَنِ فَيَأْتُونَ إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُوسَى فَإِنَّهُ كَلِيمُ اللهِ فَيَأْتُونَ مُوسَى فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِعِيسَى فَإِنَّهُ رُوحُ اللهِ وَكَلِمَتُهُ فَيَأْتُونَ عِيسَى فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَأْتُونِي فَأَقُولُ أَنَا لَهَا فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى رَبِّي فَيُؤْذَنُ لِي

“Ketika hari kiamat datang, manusia berduyun-duyun mendatangi Nabi Adam dan mengatakan, “Maka mintalah kepada Rabb-mu syafa’at bagi kami.!” Adam menjawab, “Aku tidak punya hak, pergilah kalian kepada Nabi Ibrahim karena dia adalah kekasih Allah Azza wa Jalla,” mereka mendatangi Nabi Ibrahim, nabi Ibrahim berkata, “Aku tidak punya hak, pergilah kalian kepada Nabi Musa karena dia adalah kalimullah (orang yang diajak bicara langsung oleh Allah). mereka mendatangi Nabi Musa, Nabi Musa berkata,” Aku tidak punya hak, pergilah kalian kepada Nabi Isa karena dia adalah ruhullah dan kalimatNya,” Mereka mendatangi Nabi Isa, Nabi Isa berkata,” Aku tidak punya hak, pergilah kalian kepada Nabi Muhammad.” Maka mereka mendatangiku, maka aku katakan, “Ya aku punya hak, lalu aku minta izin kepada rabbku, kemudian Dia memberiku izin.” 
(HR Bukhari dan Muslim)

Syafaat jenis ini hakikatnya bermanfaat untuk semua umat, baik umat Islam maupun kaum kafir. Karena semua menunggu kapan akan dimulai persidangan, semua sudah tak kuasa menunggu dalam keadaan yang sangat payah dalam waktu yang sangat lama.

4. nabi muhammad shallallahu alaihi wasallam orang pertama masuk surga
Hal ini didasarkan pada hadits Anas bin Malik, ia berkata :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ الْخَازِنُ مَنْ أَنْتَ فَأَقُولُ مُحَمَّدٌ فَيَقُولُ بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Aku mendatangi pintu surga pada hari kiamat. Lalu aku minta dibukakan. Maka penjaga pintu Surga berkata, ‘Siapakah engkau?’ Lalu aku jawab,’Aku Muhammad’. Lantas malaikat tersebut berkata,’Aku diperintahkan dengan sebab engkau. Aku tidak membukanya untuk seorangpun sebelum engkau’.” (HR Muslim).

5. nabi muhammad shallallahu alaihi wasallam manusia pertama yang akan di bangkitkan di hari kiamat

Dari Abdullah bin Farukh, Abu Hurairah menceritakan kepadaku bahwa beliau berkata, Rasulullah SAW pernah bersabda: "Aku adalah pemimpin anak Adam pada hari Kiamat kelak, aku adalah orang pertama yang bangkit dari kubur. Aku orang paling dahulu memberikan syafa'at dan aku orang paling dahulu diberikan syafa'at." (Hadits Riwayat Muslim)

6. memiliki memiliki al maqam al mahmud 

أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آَدَمَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ وَلاَ فَخْرَ، وَبِيَدِيْ لِوَاءُ اْلحَمْدِ وَلاَ فَخْرَ، وَ مَا مِنْ نَبِيٍّ يَوْمَئِذٍ آَدَمُ فَمَنْ سِوَاهُ إِلاَّ تَحْتَ لِوَاءِيْ وَ أَنَا أَوَّلُ مَنْ تَنْشَقُّ عَنْهُ الأَرْضُ وَلاَ فَخْرَ.

Aku adalah pemimpin anak adam pada hari kiamat dan bukannya sombong, dan di tanganku bendera Al-Hamd dan bukannya sombong, dan tidak ada seorang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun, tidak pula Adam juga yang lainnya ketika itu kecuali semua di bawah benderaku, dan aku orang pertama yang keluar dari tanah/kubur dan bukannya sombong.

Diriwayatkan oleh At Tirmidziy dalam Jami’ Attirmidziy, kitab Al Manaaqib, Bab Fi Fadhli An Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam No. 3614 (5/548) dan dalam kitab Tafsir, bab Wa Min Surat Bani Israail (dengan lafadz dan kisah yang panjang) No.3148 (5/288), Ibnu Majah dalam sunannya kitab Azzuhud, bab Dzikru Asy Syafaat No.4308 (4/522) dan Ahmad dalam Musnadnya (3/2) dari sahabat Abi Said Al Khudriy, berkata Imam At-Tirmidziy setelah meriwayatkan hadits ini: ini hadits hasan shahih.

7. telaga Nabi muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam  yang terbaik 

“Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan, airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada kesturi, bejananya sebanyak bintang di langit, siapa yang minum darinya, ia tidak akan merasa haus selamanya.” (HR. Bukhari).

8. Nabi muhammad  shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat surga dan neraka secara sadar
Tentang hal ini, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :“Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)

9. nabi muhammad  shallallahu ‘alaihi wa sallam  di utus untuk seluruh umat

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba’: 28)

10. nabi muhammad  shallallahu ‘alaihi wa sallam penutup para nabi

 مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّۦنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا

mā kāna muḥammadun aba aḥadim mir rijālikum wa lākir rasụlallāhi wa khātaman-nabiyyīn, wa kānallāhu bikulli syai`in ‘alīmā
 Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
QS AL-AHZAB: 40

Senin, 06 Februari 2023

"kitab Tauhid: Eksplorasi Pembagian Tauhid Karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab",

Penting untuk diingat bahwa asalnya tauhid tidak boleh dibagi. Ini bahwa Allah subhanahu wa ta'ala adalah Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Esa, dan segala sifat dan nama-Nya adalah satu kesatuan yang tak terbagi. Namun, ada beberapa manusia (terutama kaum musyrikin) yang membagikan tauhid. Sebelum Nabi Adam dianugerahi tugas utama, manusia sudah memahami tauhid dengan baik tanpa ada pembagian. Namun, setelah 10 kurun, kesyirikan mulai muncul dan menjadi bentuk pemecahan tauhid. Ini karena mereka hanya mentauhidkan Allah subhanahu wa ta'ala pada sebagian sisi saja dan membatalkan tauhid pada sisi lain.

Allah berfirman tentang kondisi kaum musyrikin Arab ;

وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ

Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain) (QS. Yusuf : 106)

Kaum musyrikin memisahkan tauhid, namun Allah subhanahu wa ta'ala menjelaskan bahwa keyakinan mereka yang salah tercampur dengan kesyirikan. Keyakinan mereka bahwa Allah subhanahu wa ta'ala adalah pencipta dan pemberi rizki (tauhid ar-Rububiyah) disebut oleh Allah sebagai "iman", sedangkan kesyirikan mereka adalah menyembah selain Allah subhanahu wa ta'ala (tauhid al-‘Ibadah). Ini menyebabkan pembagian tauhid untuk membedakan antara yang benar dan salah. Karena itu, Allah subhanahu wa ta'ala menurunkan ayat-ayat agar mereka tidak membagi tauhid dan bertauhid pada satu sisi sambil berbuat syirik pada sisi lain Diantaranya firman Allah melarang mereka membagi-bagi tauhid :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ، الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui (QS. Al-Baqarah : 21-22)

Pemahaman tauhid yang benar adalah tauhid tidak boleh dibagi-bagi. Oleh karena itu, tauhid dibagi menjadi tiga bagian: Tauhid ar-Rububiyah, Tauhid al-Uluhiyah, dan Tauhid al-Asmaa’ wa as-Shifaat.

Tauhid ar-Rububiyah adalah mengesakan perbuatan-perbuatan Allah, yang menegaskan bahwa hanya Allah yang melakukannya tanpa ada campur tangan dan andil yang lain. Ini terdiri dari tiga pokok pikiran: penciptaan, kepemilikian, dan pengaturan.

Sementara itu, Tauhid al-Uluhiyah (atau al-Ilahiyah atau al-ibadah) adalah mengesakan Allah dalam peribadatan. Ini berarti bahwa hamba hanya boleh beribadah kepada Allah saja. Bentuk-bentuk ibadah seperti berdoa, bernadzar, menyembelih, takut, berharap, tawakkal, dan lainnya, semuanya melibatkan perbuatan hamba.

Dengan memahami bagian-bagian dari tauhid, kita bisa memahami betapa pentingnya menegakkan akidah yang sejati dan menjauhi kesyirikan. Kita harus memahami bahwa tauhid adalah dasar dari segala amal ibadah kita, sehingga harus dipahami dengan baik dan dipraktikkan dengan tulus.

Adapun tauhid al-Asmaa’ wa as-Shifaat yaitu seorang hamba meyakini bahwasanya Allah Maha Esa dengan kesempurnaan yang mutlak dari segala sisi dalam nama-nama dan sifat-sifatNya yang agung, tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah dari sisi nama dan sifatNya. Meskipun bisa jadi nama dan sifatnya sama antara makhluk dengan Allah tapi hakikatnya berbeda.

Tauhid Ar-Rububiyah dan Al-Asmaa’ wa as-Sifaat: Fokus utama dari kedua tauhid ini adalah memahami dan meyakini bahwa Allah Maha Esa dalam segala sisi dalam nama-nama dan sifat-sifatNya. Seorang hamba harus memahami dan percaya pada hal ini.


Tauhid Al-Uluhiyah: Ini adalah tauhid yang berhubungan dengan tindakan hamba, dimana hamba hanya boleh melakukan ibadah pada Allah saja. Karena Allah adalah satu-satunya yang berhak untuk disembah karena Allah Maha Esa dalam rububiyah dan asmaa’ wa sifatNya. Ada beberapa ulama yang membagi tauhid ini menjadi dua bagian: (1) Tauhid Al-Ilmi wa Al-Ma'rifah yang mencakup tauhid Ar-Rububiyah dan Al-Asmaa’ wa as-Sifaat, fokusnya adalah memahami dan memahami rububiyah Allah dan asmaa’ wa sifatNya. (2) Tauhid Al-‘Amal wa at-Thalab berkaitan dengan tauhid Al-Uluhiyah karena fokusnya adalah meminta hamba untuk beramal hanya untuk Allah saja.



"kitab Tauhid: Eksplorasi judul Kitab Tauhid Karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab",

 "kitab Tauhid: Eksplorasi Kitab Tauhid Karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab",Judul “Kitab Tauhid” menunjukkan bahwa tujuan dari penulisan kitab ini, bahwasanya dari awal hingga akhirnya adalah berkaitan dengan tauhid al-Uluhiyah. Penjelasan tentang definisinya, syarat-syaratnya, keutamaannya, dalil-dalilnya, buahnya, konsekuensinya, dan penyempurnanya. Demikian juga pembahasan tentang lawannya yaitu kesyirikan dengan berbagai macamnya.

Tauhid adalah masdar dari wahhada (وَحَّدَ) yuwahhidu (يُوَحِّدُ) tauhiidan (تَوْحِيْدًا), yang artinya secara bahasa adalah ; “Mengesakan”, yaitu menjadikannya satu. Dan istilah tauhid disebutkan dalam sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Diantaranya sabda Nabi kepada Mu’adz bin Jabal takala Nabi mengutusnya ke negeri Yaman :

إِنكَ ستأتي قوماً أهلَ كتابٍ، فإذا جئتَهم فادْعُهمْ إِلى أنْ يشهَدوا أنْ لا إِله إلا الله، وأنَّ محمداً رسولُ الله

“Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum Ahlul Kitab. Maka jika engkau mendatangi mereka serulah mereka agar mereka bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah”(HR Bukhari dan Muslim)

Dalam sebuah riwayat :

فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوْهُمْ إِلَيْهِ عِبَادَةُ الله

“Maka jadikanlah dakwahmu yang pertama kali kepada mereka adalah beribadah kepada Allah”(HR Bukhari)

Dalam sebuah riwayat yang lain :

فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللَّهَ

“Maka jadikanlah dakwahmu yang pertama kali kepada mereka adalah agar mereka mentauhidkan Allah”(HR Bukhari)

Dalam riwayat yang lain :

فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ تَوْحِيدُ اللَّهِ

“Maka jadikanlah dakwahmu yang pertama kali kepada mereka adalah agar mereka mentauhidkan Allah“

Dalam hadits yang lain Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

أَنَّ رَجُلًا لَمْ يَعْمَلْ مِنَ الْخَيْرِ شَيْئًا قَطُّ إِلَّا التَّوْحِيدَ، فَلَمَّا حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ، قَالَ لِأَهْلِهِ: إِذَا أَنَا مِتُّ، فَخُذُونِي وَاحْرُقُونِي، حَتَّى تَدَعُونِي حُمَمَةً، ثُمَّ اطْحَنُونِي، ثُمَّ اذْرُونِي فِي الْبَحْرِ، فِي يَوْمٍ رَاحٍ، قَالَ: فَفَعَلُوا بِهِ ذَلِكَ، قَالَ: فَإِذَا هُوَ فِي قَبْضَةِ اللهِ، قَالَ: فَقَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ : مَا حَمَلَكَ عَلَى مَا صَنَعْتَ؟ قَالَ: مَخَافَتُكَ، قَالَ: فَغَفَرَ اللهُ لَهُ

“Sesungguhnya ada seorang lelaki yang tidak mengamalkan kebaikan sama sekali kecuali tauhid. Tatkala ia akan meninggal dunia ia berkata kepada keluarganya ; “Jika aku wafat maka ambillah jasadku lalu bakarlah hingga aku menjadi hangus, lalu girislah aku sampai jadi debu, lalu tebarkanlah aku di laut di hari yang bertiup angin kencang”. Maka merekapun melakukannya. Tiba-tiba ia berada pada genggaman Allah, maka Allah berkata kepadanya, “Apa yang mendorongmu melakukannya?”. Ia berkata, “Karena takut kepadaMu”. Maka Allah pun mengampuninya’. (HR Ahmad)

Dalam hadits yang lain :

أَنَّ الْعَاصَ بْنَ وَائِلٍ نَذَرَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ أَنْ يَنْحَرَ مِائَةَ بَدَنَةٍ وَأَنَّ هِشَامَ بْنَ الْعَاصِي نَحَرَ حِصَّتَهُ خَمْسِينَ بَدَنَةً وَأَنَّ عَمْرًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ؟ فَقَالَ: ” أَمَّا أَبُوكَ، فَلَوْ كَانَ أَقَرَّ بِالتَّوْحِيدِ، فَصُمْتَ، وَتَصَدَّقْتَ عَنْهُ، نَفَعَهُ ذَلِكَ

Bahwasanya al-‘Aash bin Wa’il di zaman jahiliyah bernadzar untuk menyembelih 100 onta, dan (putranya) Hisyam bin al-‘Aash menyembelih bagiannya 50 onta, dan ‘Amr bin al-‘Aash (radhiallahu ‘anhu) bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang hal itu (yaitu apakah ia boleh menyembelih sisanya 50 ekor onta –pent). Maka Nabi berkata kepadanya, “Adapun ayahmu (yaitu al-‘Aaash bin Wa’il) kalau seandainya ia berikrar dengan tauhid, lalu engkau berpuasa dan bersedekah atas namanya maka akan bermanfaat baginya.” (HR Ahmad)

Demikian juga para sahabat juga menggunakan istilah tauhid sebagaimana datang dalam sebagian hadits, diantaranya :


Jabir bin Abdullah berkata :


فَأَهَلَّ بِالتَّوْحِيدِ «لَبَّيْكَ اللهُمَّ، لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ، وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ»


“Maka Nabipun bertalbiah dengan tauhid Labbaik Allahumma Labbaik….

HR Muslim

Jadi istilah tauhid bukanlah istilah yang baru, oleh karenanya para ulama menulis buku-buku yang mereka beri judul Kitab at-Tauhid. Seperti At-Tauhid karya Ibnu Khuzaimah (wafat 311 H) dan at-Tauhid karya Ibnu Mandah (wafat 395 H). Al-Imam Al-Bukhari membahwakan hadits Muadz bin Jabal di atas dalam Shahihnya dalam Kitab at-Tauhid dalam bab :


مَا جَاءَ فِي دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمَّتَهُ إِلَى تَوْحِيدِ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى


“Hadits-hadits tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyeru umatnya kepada bertauhid kepada Allah tabaraka wa ta’aala”


Minggu, 05 Februari 2023

Discovering the Legacy of Prophet Muhammad: Lessons and Inspiration from His Sirah (Biography) part 1

 As stated by the previous generations, learning the Sirah (biography) of Prophet Muhammad ﷺ is part of Islam. They placed great importance on and respected the history of the Prophet ﷺ, just as they did with the Quran.

Ali bin al-Husain (son of Al-Husain bin ‘Ali bin Abi Thālib), known as Zaynal ‘Abidīn, once said:

"We were taught about the battles of the Prophet ﷺ, whether he participated or not, just as we were taught about the Surahs of the Quran." (Al-Jaami’ li Akhlaaq Ar-Raawi wa Aadaab as-Saami’ 2/195)

Al-Imām Az-Zuhriy rahimahullāh Ta’āla said:

"In the knowledge of the battles of the Prophet ﷺ, there is the knowledge of both the hereafter and the world." (Al-Jaami’ li Akhlaaq Ar-Raawi wa Aadaab as-Saami’ 2/195)

Similarly, the words of Ibnul Jauzi rahimahullāh highlight the importance of Sirah of the Prophet ﷺ. He said:

"I saw that being occupied with learning the fiqh and only listening to the Prophetic hadiths is hardly enough to purify the heart, except if it is combined with learning the raqāiq (that soften the heart) and studying the history of the righteous ancestors." (Shaidul Khathir p. 228)

He also said:

"The foundation of sciences is knowledge, and the most beneficial of sciences is to study the journey of the Prophet ﷺ and his companions: {Those are the ones…} (Shaidul Khathir p. 228)

Imam Az-Zuhri stated that in studying the history of the Prophet ﷺ there is knowledge of both the afterlife and the world. Meanwhile, Ibnul Jauzi emphasized that studying only the fiqh and hadiths of the Prophet ﷺ is not enough to improve one's heart, unless combined with studying raqāiq (things that soften the heart) and the history of the pious predecessors.

Knowing the history of Prophet Muhammad ﷺ not only helps us to know and understand his teachings, but also motivates and provides inspiration for us to follow in his footsteps in our daily lives. Therefore, we should pay attention and seriously study the sirah of Prophet Muhammad ﷺ.

By studying the history of the Prophet ﷺ, we will get to know and understand how the Prophet ﷺ carried out his mission as the Messenger of Allah. We will learn about how the Prophet ﷺ faced various challenges and enemies, how he led the Muslim community and brought them to happiness in both this world and the afterlife.

These lessons are very useful for us as Muslims, as we can model and follow the footsteps of the Prophet ﷺ in our daily lives. We can understand what Allah wants and how we can fulfill our duties as Muslims.

However, it is important to note that studying the biography of Prophet ﷺ should not be done recklessly. We must ensure that the sources we use to study his biography are reliable and free from dubious elements.

In Islamic perspective, Prophet Muhammad ﷺ is not like ordinary figures. He was a man who directly witnessed heaven and hell. In some hadiths, Rasūlullāh ﷺ was shown heaven and hell by Allāh Subhānahu wa Ta'āla and he saw them directly. This created a very strong belief in himself. Therefore, the history of the Prophet ﷺ cannot be compared to the history of figures such as Hitler, Buddha, Kong Hu Cu or other figures.

Unlike these figures whose histories are only considered great in some aspects of life and even imperfect, the history of the Prophet ﷺ is considered the only history that is perfect in all aspects of life according to scholars. The history of the Prophet ﷺ is also the most complete and detailed history that has ever existed, starting from his childhood, youth, until he passed away.

We can emulate the behavior and actions of the Prophet ﷺ, whether as a father, husband, leader, or friend. We can learn how he communicated, spoke, and interacted with others. How he faced enemies and how he led his people. We can also emulate the tolerance and security applied by the Prophet ﷺ in dealing with non-Muslims.

Therefore, the history of the Prophet ﷺ is not just a history that needs to be known and studied, but also a history that needs to be applied and practiced in our daily lives. The history of the Prophet ﷺ is a life history full of lessons and examples, a history that can serve as a guide for us all. Let us make the history of the Prophet ﷺ an inspiration in shaping ourselves to become better people.

The life history of the Prophet ﷺ is rich in lessons and examples in various aspects of life, such as as a child, head of household, father, friend, leader, and others. The history of the Prophet's wars and dealings, both with Muslims, non-Muslims, or enemies, are all documented and provide lessons.

Unlike the history of Prophet 'Isa 'alayhis salām, which does not provide valid information about him as a father or husband, even in the Gospel considered sacred by Christians. The history of the Prophet ﷺ is so complete and detailed from all aspects of life and provides amazing examples.

Therefore, the history of Prophet ﷺ is a special and extraordinary history that cannot be found in the history of any other figures. He is the perfect role model for the Muslim community and a valuable guide for life. Therefore, the history of the Prophet ﷺ must be known and studied by the Muslim community in order to understand the teachings of Islam and become a better person.

Important points of studying the biography of Prophet ﷺ:

It is part of Islam.

The early predecessors had great attention in studying the biography of Prophet ﷺ.

As stated by 'Ali bin al-Husain, they were taught about the history of the Prophet's wars just as they were taught about the verses of the Quran.

According to Al-Imam Az-Zuhri, in the science of the history of the Prophet ﷺ, there is the science of the afterlife and the science of the world.

According to Ibnul Jauzi, studying the jurisprudence and hadiths of the Prophet ﷺ is not enough to improve the heart, it must be combined with studying the raqāiq and the history of the righteous predecessors.

According to him, studying the history of the Prophet ﷺ is the foundation of all sciences and one of the most useful sciences.

Prophet Muhammad ﷺ is the only person who has directly seen heaven and hell as shown by Allah.

The history of Prophet Muhammad ﷺ cannot be compared to other figures such as Buddha, Hitler, etc., because his history is the only one that is perfect and complete from all aspects of life.

The history of the life of Prophet Muhammad ﷺ cannot be found in the history of any other figures, even in the case of other prophets like Prophet 'Isa.

The history of Prophet Muhammad ﷺ is special and extraordinary, as it is complete and detailed from all aspects of life and contains remarkable examples.

In conclusion, studying the biography of Prophet ﷺ is part of Islam and is important to apply in our daily lives. By studying the history of Prophet ﷺ, we will learn about how he carried out his mission and how we can follow in his footsteps in our lives.

This concludes the article, may it be useful and increase our knowledge about the history of Prophet ﷺ. Thank you for reading and may we always be under the protection of Allah Subhānahu wa Ta'āla.

Sabtu, 04 Februari 2023

Eksplorasi Sirah Nabi Muhammad ﷺ : pentinngnya mempelajari sirah nabi Muhammad ﷺ karena bagian dari agama

Seperti yang dikatakan oleh para salaf terdahulu, mempelajari sirah Nabi Muhammad ﷺ merupakan bagian dari agama Islam. Mereka sangat memperhatikan dan menghargai sejarah Nabi ﷺ, seperti halnya mereka memperhatikan dan mempelajari Al-Qur'an. 

Ali bin al-Husain (anak dari Al-Husain bin ‘Ali bin Abi Thālib) yang dikenal dengan sebutan Zaynal ‘Abidīn. Beliau pernah berkata:

 كُنَّا نُعَلَّمُ مَغَازِيَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَرَايَاهُ كَمَا نُعَلَّمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ

“Kami dahulu diajari tentang sejarah peperangan Nabi ﷺ baik yang Nabi ikut serta maupun tidak sebagaimana kami diajari tentang surat Al-Qurān.” (Al-Jaami’ li Akhlaaq Ar-Raawi wa Aadaab as-Saami’  2/195)

 bahwa mereka dahulu diajarkan tentang sejarah peperangan Nabi ﷺ sebagaimana mereka diajarkan tentang surat-surat Al-Qur'an.

Al-Imām Az-Zuhriy rahimahullāh Ta’āla, beliau berkata :

فِي عِلْمِ الْمَغَازِي عِلْمُ الْآخِرَةِ وَالدُّنْيَا

“Dalam ilmu sejarah Nabi ﷺ ada ilmu akhirat dan ilmu dunia.” (Al-Jaami’ li Akhlaaq Ar-Raawi wa Aadaab as-Saami’  2/195)



Demikian juga perkataan Ibnul Jauzi rahimahullāh yang menunjukkan perhatian kepada Sirah Nabi ﷺ, beliau berkata:

رَأَيْتُ الاِشْتِغَالَ بِالْفِقْهِ وَسَمَاعِ الْحَدِيْثِ لاَ يَكَادُ يَكْفِي فِي صَلاَحِ الْقَلْبِ، إِلاَّ أَنْ يُمْزَجَ بِالرَّقَائِقِ وَالنَّظْرِ فِي سِيَرِ السَّلَفِ الصَّالِحِيْنَ.

“Aku memandang bahwa hanya sibuk mempelajari fiqh dan hanya sibuk mempelajari hadits-hadits Nabi ﷺ (yaitu yang berkaitan dengan fiqh) tidak cukup untuk memperbaiki hati kecuali apabila digabungkan dengan mempelajari raqāiq (yang dapat melembutkan hati) dan juga mempelajari sejarah para salafush shālih.” (Shaidul Khathir hal. 228)

Beliau juga berkata :

وَأَصْلُ الأُصُوْلِ الْعِلْمُ، وَأَنْفَعُ الْعُلُوْمِ النَّظَرُ فِي سِيَرِ الرَّسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابِهِ: {أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ}

“Pokok dari perkara-perkara yang pokok adalah ilmu, dan ilmu yang paling bermanfaat adalah memperhatikan sejarah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. “Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah maka ikutilah petunjuk mereka” (QS Al-An’aam : 90)” (Shaidul Khathir hal. 80)

Imam Az-Zuhriy menyatakan bahwa dalam mempelajari sejarah Nabi ﷺ terdapat ilmu akhirat dan dunia. Sementara itu, Ibnul Jauzi menegaskan bahwa hanya mempelajari fiqh dan hadits-hadits Nabi ﷺ tidak cukup untuk memperbaiki hati, kecuali apabila dikombinasikan dengan mempelajari raqāiq (hal-hal yang dapat melembutkan hati) dan sejarah para salafush shālih.

Mengetahui sejarah Nabi Muhammad ﷺ tidak hanya membantu kita mengenal dan mengerti ajaran-ajarannya, namun juga dapat memotivasi dan memberikan inspirasi kepada kita untuk mengikuti jejak langkahnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita seharusnya memperhatikan dan mempelajari sirah Nabi Muhammad ﷺ dengan serius dan sungguh-sungguh.

Dengan mempelajari sejarah Nabi ﷺ, kita akan lebih mengenal dan mengerti bagaimana Nabi ﷺ menjalankan misinya sebagai Rasul Allah. Kita akan belajar tentang bagaimana Nabi ﷺ menghadapi berbagai tantangan dan musuh-musuhnya, bagaimana Nabi ﷺ memimpin umat Islam dan membawa mereka menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Pelajaran-pelajaran ini sangat berguna bagi kita sebagai umat Islam, karena kita bisa mencontoh dan mengikuti jejak langkah Nabi ﷺ dalam hidup kita sehari-hari. Kita bisa memahami apa yang diinginkan oleh Allah dan bagaimana kita bisa menjalankan tugas kita sebagai umat Islam.

Namun, penting untuk dicatat bahwa mempelajari sirah Nabi ﷺ tidak boleh dilakukan sembarangan. Kita harus memastikan bahwa sumber-sumber yang kita gunakan untuk mempelajari sirah Nabi ﷺ adalah sumber-sumber yang terpercaya dan bersih dari unsur-unsur yang meragukan.

Dalam perspektif Islam, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah seperti tokoh-tokoh biasa. Beliau adalah sosok manusia yang pernah melihat langsung surga dan neraka. Dalam beberapa hadits, Rasūlullāh ﷺ diperlihatkan surga dan neraka oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan beliau melihatnya secara langsung. Hal ini menimbulkan keimanan yang sangat kuat pada dirinya. Oleh karena itu, sejarah Nabi ﷺ tidak dapat dibandingkan dengan sejarah tokoh seperti Hitler, Buddha, Kong Hu Cu atau tokoh lainnya.

Berbeda dengan tokoh-tokoh tersebut yang sejarah mereka hanya dinilai hebat pada beberapa sisi kehidupan saja dan bahkan tidak sempurna. Sejarah Nabi ﷺ dinilai sebagai satu-satunya sejarah yang sempurna dari segala aspek kehidupan menurut para ulama. Sejarah Nabi ﷺ pula adalah sejarah yang paling lengkap dan terperinci yang pernah ada, mulai dari masa kecil, masa muda, hingga beliau meninggal dunia.

Kita dapat meneladani segala tingkah laku dan perilaku beliau, baik sebagai seorang ayah, suami, pemimpin, atau teman,  Kita dapat belajar bagaimana beliau berkomunikasi, berbicara, dan berinteraksi dengan orang lain. Bagaimana beliau menghadapi musuh dan bagaimana beliau memimpin umatnya. Kita juga dapat meneladani sikap toleransi dan keamanan yang diterapkan oleh beliau dalam berhubungan dengan orang non muslim.

Oleh karena itu, sejarah Nabi ﷺ bukanlah sejarah yang sekedar harus dikenal dan dipelajari, namun juga sejarah yang harus diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sejarah Nabi ﷺ adalah sejarah hidup yang penuh dengan pelajaran dan teladan, sejarah yang dapat menjadi panduan hidup bagi kita semua. Mari kita jadikan sejarah Nabi ﷺ sebagai inspirasi dalam membentuk diri kita menjadi insan yang lebih baik.

Sejarah hidup Nabi ﷺ sarat dengan pelajaran dan keteladanan dalam berbagai sisi kehidupan, seperti sebagai seorang anak, kepala keluarga, ayah, teman, pemimpin, dan lain-lain. Sejarah perang dan muamalah Nabi ﷺ, baik dengan muslim, non-muslim, atau musuh, semuanya terdokumentasi dan memberikan pelajaran.

Berbeda dengan sejarah Nabi ‘Isa ‘alayhis salām, yang tidak memberikan informasi valid tentang beliau sebagai seorang ayah atau suami, meskipun dalam Kitab Injil yang dianggap suci oleh orang nasrani. Sejarah Nabi ﷺ begitu lengkap dan terperinci dari segala lini kehidupan dan memberikan keteladanan yang luar biasa.

Dengan demikian, sejarah Nabi ﷺ adalah sejarah yang istimewa dan spesial, yang tidak bisa ditemukan dalam sejarah tokoh lain. Beliau adalah panutan yang sempurna bagi umat Islam dan menjadi pedoman hidup yang sangat berharga. Oleh karena itu, sejarah Nabi ﷺ harus dikenal dan dipelajari oleh umat Islam untuk memahami ajaran Islam dan menjadi insan yang


Point Point Pentingnya mempelajari Sirah Nabi ﷺ:

1. Merupakan bagian dari agama Islam.

2. Salaf terdahulu memiliki ihtimām (perhatian besar) dalam mempelajari sirah Nabi ﷺ.

3. Seperti dikatakan oleh 'Ali bin al-Husain, mereka diajarkan tentang sejarah peperangan Nabi ﷺ sebagaimana mereka diajarkan tentang surat-surat Al-Qurān.

4. Dikatakan oleh Al-Imam Az-Zuhri, dalam ilmu sejarah Nabi ﷺ ada ilmu akhirat dan ilmu dunia.

5. Dikatakan oleh Ibnul Jauzi, mempelajari fiqh dan hadits Nabi ﷺ saja tidak cukup untuk memperbaiki hati, harus digabungkan dengan mempelajari raqāiq dan sejarah para salafush shālih.

5. Menurut beliau, mempelajari sejarah Nabi ﷺ adalah dasar dari semua ilmu dan salah satu ilmu yang paling berguna.

6. Nabi Muhammad ﷺ adalah sosok manusia yang pernah melihat surga dan neraka secara langsung, yang ditunjukkan oleh Allah.

7. Sejarah Nabi Muhammad ﷺ tidak bisa dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain seperti Buddha, Hitler, dll, karena sejarah beliau adalah satu-satunya yang sempurna dan lengkap dari segala sisi kehidupan.

8. Sejarah Nabi Muhammad ﷺ sangat lengkap dan terperinci, mulai dari masa kecil hingga meninggal dunia, dan mengandung pelajaran dari segala sisi kehidupan.

9. Sejarah hidup Nabi Muhammad ﷺ tidak akan bisa ditemukan dalam sejarah tokoh-tokoh lain, bahkan dalam hal para Nabi lain seperti Nabi 'Isa.

10. Sejarah Nabi Muhammad ﷺ sangat spesial dan istimewa, karena sangat lengkap dan terperinci dari segala lini kehidupan dan mengandung keteladanan yang luar biasa.

Kesimpulannya,

 mempelajari sirah Nabi ﷺ adalah bagian dari agama Islam dan penting untuk diterapkan dalam hidup kita sehari-hari. Dengan mempelajari sejarah Nabi ﷺ, kita akan belajar tentang bagaimana Nabi ﷺ menjalankan misinya dan bagaimana kita bisa mengikuti jejak langkahnya dalam hidup kita.


Demikianlah artikel ini, semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang sejarah Nabi ﷺ. Terima kasih sudah membaca dan semoga kita selalu dalam lindungan Allah Subhānahu wa Ta’āla.

Rabu, 01 Februari 2023

"keutamaan kitab Tauhid ini: Eksplorasi Kitab Tauhid Karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab",


The specialties of this book include:

1. The book is concise and compact, containing Quranic verses and Hadiths, followed by the words of the Salaf. Therefore, scholars have stated that the method of As-Shaikh Muhammad bin Abdul Wahhab is similar to that of Al-Imam Al-Bukhari in his Sahih. He mentions the chapter title and then the evidence. And the evidences he mentions are generally easily understood by the general public to be related to the chapter title. Therefore, this book of Tawhid is easy to understand for the general public.

2. The book explains in detail the problems of Tawhid al-Uluhiyah (Tawhid al-'Ibadah) and the types of polytheism, both major and minor. And because of this, some scholars have stated that the book of Tawhid written by Shaikh Muhammad bin Abdul Wahhab is the best book. This is because the scholars before him may not have faced the models of polytheism encountered by him. The discussion of Tawhid al-Asma' wa as-Shifaat in detail has been written by the scholars before him. Therefore, Shaikh Muhammad Abdul Wahhab wrote books based on the needs of society in his time, which is different from some people who just like to write, write anything that is scientific, and those who write based on the needs of society and da'wah.

3. This book is the one that can accurately explain who the real Shaikh Muhammad bin Abdul Wahhab is, who is accused of being the founder of the Wahhabi da'wah. This book can explain what the reality of Wahhabi is. Because many people accused the Wahhabi da'wah with baseless accusations while they never read the books written by Shaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, may Allah have mercy on him.

1. Kitab ini ringkas dan padat, berisi dalil al-Qur’an dan hadits, lalu diikuti dengan perkataan salaf. Oleh karenanya para ulama menyatakan bahwa metode Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sama seperti metodenya Al-Imam Al-Bukhari dalam Shahih-nya.Beliau menyebutkan judul bab, lalu beliau menyebutkan dalil. Dan dalil-dalil yang beliau sebutkan secara umum mudah dipahami oleh orang awam untuk dikaitkan dengan judul bab. Karenanya kitab tauhid ini mudah untuk dipahami oleh orang awam.

2. Kitab ini menjelaskan secara detail tentang permasalahan-permasalahan tauhid al-Uluhiyah (tauhid al-‘Ibadah) dan macam-macam kesyirikan baik syirik besar maupun syirik kecil. Dan dengan sebab inilah maka sebagian ulama menyatakan bahwa kitab tauhid yang ditulis oleh syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah kitab yang terbaik. Hal ini dikarenakan para ulama terdahulu sebelum beliau mungkin tidak menghadapi model-model kesyirikian yang ditemui oleh beliau. oleh Karenanya tulisan mereka tentang perincian jenis-jenis kesyirikan tidak sedetail apa yang ditulis oleh beliau. Adapun pembahasan tauhid al-Asmaa’ wa as-Shifaat secara detail maka telah ditulis oleh para ulama sebelum beliau.Karenanya Syaikh Muhammad Abdul Wahhab menulis kitab-kitab berdasarkan kebutuhan masyarakat di zaman beliau, tentu ini berbeda dengan sebagian orang yang memang hobi menulis, menulis apa saja yang ilmiyah, dengan orang yang menulis berdasarkan kebutuhan masyarakat dan dakwah.

3. Kitab inilah yang bisa menjelaskan dengan tepat siapa hakikat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang dituduh sebagai pendiri dakwah Wahhabiyah. Kitab inilah yang bisa menjelaskan apa itu hakikat wahhabi. Karena banyak orang yang menuduh dakwah wahhabi dengan tuduhan yang tidak-tidak sementara mereka tidak pernah membaca kitab-kitab karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.


pembicara: ustadz abdul aziz ar rosyid

ilmu naqd (علم النقد)

 النقد: التمييز وإخراج الزيف، شيء جميل وقبيح، دراسة الأعمال الأدبية، والبحث عن القبيح والجميل، ثم إصدار الأحكام المناسبة عنها Ilmu Naqd : Na...